Cara termudah belajar bahasa asing berdasarkan teori comprehensible input-nya Dr. Stephen Krashen ini akan saya bahas lebih dalam. Hal ini akan mejawab pertanyaan tentang kenapa kamu masih belum fasih berbicara bahasa Inggris, walaupun sudah bertahun-tahun mempelajarinya. Baik di sekolah, kampus maupu tempat kursus. Dan juga teori ini tidak hanya untuk mempelajari bahasa bahasa Inggris, bisa Mandarin, Perancis atau bahasa asing apapun itu. Teori ini juga bisa untuk anak-anak sampai kakek nenek. Dan saya akan jelaskan berdasarkan penelitian beliau yang menjelaskan kenapa sih cara ini adalah cara termudah dan tercepat untuk menguasai bahasa asing.
Dalam teori ini, belajar bahasa asing berdasarkan teori comprehensible input, beliau menjelaskan bahwa ada dua cara untuk belajar bahasa asing. Berikut penjelasan lebih detailnya.
1. Belajar dengan sadar
Belajar dengan sadar ini seperti cara yang umumnya kita gunakan, yaitu belajar dari alfabetnya, belajar mengeja atau, yang bahasa Inggris, pengucapannya kemudian belajar grammarnya. Jadi, dengan cara yang biasa kita lakukan, dengan banyak latihan. Namun menurut Dr. Stephen sendiri, cara ini terlalu sulit, karena kita secara sadar menghafal kosakata baru, tata bahasanya. Dan hal ini ternyata tidak praktis karena misalnya ketika kita sedang bicara bahasa Inggris. Apakah kita bisa diam dan berpikir grammarnya apa? Atau kita berpikir apa sih topik menarik yang mau kita bicarakan. Jadinya kita sulit mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Karena pasti kalau kita bicara tentu maunya bicara saja, tidak mungkin berpikir dulu grammarnya, pasti bicaranya tersendat-sendat. Tapi, cara ini baik sekali untuk orang-orang yang ingin mengambil test TOEFL atau test bahasa Inggris umum, karena kita bisa berpikir dulu sebelum jawab.
2. Belajar secara tidak sadar
Cara kedua yang dijelaskan oleh Dr. Stephen adalah comprehensible input yang dilakukan secara tidak sadar. Hal ini jauh lebih mudah dari cara yang pertama. Tapi, Dr. Stephen juga menjelaskan bahwa bukan berarti cara yang pertama itu tidak baik, cara yang dengan sadar tadi. Hanya cara itu lebih sulit karena kita harus banyak kerja keras untuk menguasai bahasanya dengan menghafal. Cara yang kedua ini caranya dengan tanpa sadar kita menyerap informasi mengenai bahasa yang baru tersebut. Dengan aktivitas yang menarik, dan saking menariknya kita itu bisa lupa waktu sehingga tanpa sadar kita menyerap bahasa baru tersebut.
Dr. Stephen Krashen menjelaskan comprehensible input ini dalam tiga tahapan. Yaitu tahapannya sebagai berikut.
a) Tahap pertama
Tahap pertama adalah dengan mendengarkan cerita dari guru kita atau siapa pun itu. Ataupun bagi kita yang sudah dewasa ini yang gak punya guru, bisa mendengarkan cerita dari YouTube, film ataupun podcast. Jadi intinya mendengarkan bahasa yang ingin kita pelajari. Tapi di sini yang perlu kita pahami itu bukan hanya mendengarkan saja melainkan karena comprehensible atau maksudnya mengerti akan apa yang mereka katakan. contoh kasus, ketika guru mengajar anak-anak, membacakan sebuah cerita, gurunya menggunakan alat bantu seperti gambar, boneka atau mungkin dengan gerakan juga. Sehingga anaknya paham ceritanya. Bagi kita yang sudah dewasa yang tidak punya guru lagi. Kita bisa menonton film yang mudah. Jadi jangan langsung yang sulit. Bisa mulai film kartun terlebih dahulu yang bahasanya mudah, banyak gambarnya.
Jadi, kita memahami apa artinya. Karena comprehensible input ini maksudnya adalah kita memahami bahasa baru tersebut, sehingga secara tidak sadar kita menyerap informasi dari bahasa tersebut dan juga aktiktivitasnya harus menyenangkan. Jadi kita bisa lupa waktu dan tanpa sadar kita mengerti bahasa asing tersebut dan memang kita tidak akan langsung ingat dengan hanya sekali nonton film kartunnya langsung mengerti artinya, tapi dengan sedikit-sedikit dan semakin lama kalau kita konsisten, seperti mendedikasikan waktu, misalnya setengah jam setiap harinya untuk aktivitas tersebut, film kartun, atau film apapun yang mudah dimengerti nantinya kita akan banyak menyerap kosakata baru dari bahasa asing yang kita pelajari.
Saya sendiri juga pernah mengalami ini saat saya masih kecil. Cara saya yang comprehensiblenya adalah dengan bermain video games. Kebetulan video game saya ceritanya semuanya menggunakan bahasa Inggris dan sangat menarik bagi saya, sehingga saya lupa waktu untuk bermain dan karena ingin tahu ceritanya, ketika saya menemukan kosakata yang tidak mengerti, saya jadi cari tahu artinya apa. Sehingga secara tidak sadar saya itu mendapatkan kosakata baru bahasa Inggris.
Nah, cara ini juga banyak digunakan disekolah-sekolah yang berkurikulum internasional. Biasanya, pada fase awal murid-muridnya diajarkan mengeja dan suara huruf-huruf terlebih dahulu. Kemudian mereka diberikan akses buku-buku cerita yang sangat menarik sesuai kemampuan mereka masing-masing. Selanjutnya gurunya membacakan cerita-cerita tersebut di dalam kelas. Dari sini murid-murid akan mendapatkan informasi baru terkait arti kata, intonasinya, bahkan tata bahasa dari struktur tersebut. Jadi inti tugas gurunya adalah untuk mengidentifikasi grammar ataupun kosakata untuk ditunjukkan ke anak biar dia lebih peka terhadap grammar atau kosakata tersebut. Karena anak-anak belajar dengan cerita dan dengan pembawaan yang menarik, mereka akan sangat senang sekali belajar dan cepat nangkap terhadap materinya.
Dr. Stephen Krashen dan temannya Mason pernah mengadakan penelitian pada tahun 2004. yaitu penelitian mengenai dua kelompok murid. Jadi kan biasanya kalau di sekolah kita kalau ada buku cerita pasti di akhirnya ada pertanyaan untuk membahas cerita tersebut. Mereka melakukan penelitian ini terdiri dari dua kelompok. Tim penliti memberikan cerita saja untuk kelompok yang pertama, dengan gurunya itu menjelaskan dengan gerakan ataupun gambar sampai anaknya mengerti (comprehensible input). Kelompok yang kedua yaitu seperti di sekolah biasa, setelah bercerita terus nanti ada pertanyaan dan murid disuruh menjawab pertanyaan tersebut. Dan tim peneliti akan memberitahu mereka kalau nanti setelah 5 minggu kemudian murid akan ditest kembali. Kemudian setelah 5 minggu mereka kembali dan ditanyakan kosakata-kosakata dari cerita yang dijelaskan sebelumnya, apakah mereka masih ingat atau tidak.
Dan uniknya, hasilnya memang kelompok yang kedua, kelompok yang ada pertanyaan dari ceritanya, mereka itu lebih banyak tahu atau ingat kosakatanya. Tapi ini dari penelitian ini mereka melihat efektivitasnya, mereka lihat dari segi waktunya. Dan hasilnya ternyata yang hanya cerita saja tanpa soal mereka itu lebih sebentar waktunya yaitu hanya 15 menit, sedangkan yang pakai pertanyaan itu menghabiskan waktu 70 menit. Jadi secara efektivitas waktunya itu lebih baik kelompok yang pertama yang hanya cerita saja. Jadi kesimpulannya untuk mengajarkan lebih efektif daripada kita memberi soal pertanyaan. Kita kasih cerita baru saja karena pasti juga menyenangkan bagi muridnya juga lebih efektif dalam mengakuisisi kosakata baru.
b) Tahap kedua
Sekarang kita masuk tahap yang kedua yaitu membaca buku sesuai dengan kemampuan kita. Tahap kedua ini biasanya di buku-buku pelajaran di sekolah biasanya itu ada level-levelnya. Jadi kita membaca buku yang menarik sesuai level ataupun guru kita bisa memilihkan buku-buku menarik sesuai dengan kemampuan kita. Jadinya di sini kalau kita yang sudah dewasa. kita bisa cari buku-buku yang mudah untuk dibaca dalam waktu luang kita dan ataupun kita bisa cari buku yang ada levelnya biasanya buku bahasa Inggris ada level 1, 2, 3 tergantung penerbitnya levelnya seperti apa. Dan luangkan waktu kita misalnya 15 menit per hari nya untuk membaca buku. Yang nantinya dengan tidak sadar kita akan menyerap Informasi mengenai kosakata ataupun struktur kalimat dari yang bahasa yang kita pelajari.
Nah, sekarang pasti pertanyaannya, bagaimana sih belajar grammarnya kalau hanya baca buku saja. Dr. Stephen sendiri melakukan penelitian pada tahun 2017 untuk menjawab pertanyaan ini. Mereka meneliti mahasiswa muda sampai dengan usia 70 untuk mencari tahu apakah yang comprehesible input ini bisa membantu untuk meningkatkan skor TOEIC atau sejenis tes TOEFL. Proses awalnya mereka harus melaui pre-test dulu untuk melihat hasil awalnya. Kemudian mereka mengikuti kelas dimana gurunya itu hanya membacakan cerita dengan sangat menarik, dengan gambar dan alat bantu lain sampai murid-muridnya mengerti. Dan PR-nya adalah membaca buku apapun mau fiksi maupun nonfiksi, novel, cerita apapun yang sesuai dengan kemampuan mereka yang sudah gurunya tentukan. Nantinya, gurunyanpun harus menyediakan banyak buku untuk menarik mereka akan membaca, dan mereka bisa membawa pulang dan jadikan PR untuk belajar.
Setelah melakukan beberapa proses, ternyata hasilnya itu sangat menarik sekali yaitu mereka menemukan ketika kemampuan untuk tes yang tadinya rendah dalam jangka misalnya 3 tahun. Jika dia menghabiskan satu jam saja sehari skornya dari rendah itu bisa ke level yang tinggi, sedangkan kalau misalnya kita buat jadi 1 tahun, berarti sehari dia menghabiskan 3 jam dari yang rendah sampai menjadi yang tinggi. Dan dalam satu tahun hanya dengan menghabiskan waktu 3 jam membaca buku yang menarik dan hasilnya itu konsisten pada setiap muridnya atau mahasiswa yang tadi.
Kemudian Dr. Stephen itu menjelaskan untuk grammar, ketika kita menggunakan comprehensible input ini kita menangkap grammar nya cuma bedanya sama yang kita belajar grammar sendiri kita itu tidak sadar. Seperti misalnya kalau ada orang bicara, dan bicaranya salah grammar nya. Kita merasa itu ada yang salah tapi tidak tahu di mana salahnya. Kalau misalnya kita belajar grammar kita langsung mengetahui di mana salahnya.
Dr. Stephen Krashen sendiri adalah orang dari negara Amerika kan jadi bahasa ibunya atau bahasa utamanya bahasa Inggris, walaupun beliau sudah mendapatkan gelar PhD di bidang bahasa Inggris dan juga sudah di belajar grammar di sekolah atau semasa kuliahnya, tapi dia tidak tahu semua aturan grammar. Karena itu terlalu sulit tidak praktis ketika kita bicara terus kita ingat aturan grammarnya dan terlalu sulit untuk melakukannya kecuali ketika menghadapi ujian atau test bahasa Inggris. Ketika berbicara pasti kita mau berbicara apa yang ada di pikiran kita jadi kalau kita banyak belajar dengan cara comprehensible input ini secara tidak sadar sudah masuk ke pikiran kita sehingga kita tuh mudah pas bicara walaupun tanpa memikirkan grammar sekalipun karena sudah terbiasa melihat tanpa sadar kita bisa bicara dan juga grammarnya benar.
c) Tahap ketiga
Dan tahap yang terakhir dari comprehensible input ini adalah membaca buku yang sulit atau textbook. Di sini kalian sudah bebas melakukan yag kamu suka. Terserah mau membaca buku apapun itu. Misalnya kamu suka buku tentang kedokteran, ekonomi, hiburan. Apa pun itu yang kamu mau pelajari. Jadi tahap ketiga ini sudah tidak perlu guru lagi, dan kamu bisa menjalankannya sendiri.
Jadi,, kesimpulannya dengan teori comprehensible input ini. Kita belajar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya bisa dengan cara lebih mudah dan menyenangkan juga efektif. Yaitu dengan mendengar atau menonton banyak film, membaca buku ataupun materi-materi lainnya berkaitan dengan bahasa asing yang mau kita pelajari. Dan juga Dr. Stephen menjelaskan untuk belajar bahasa asing itu bukan dengan sering latihan bicara tapi dengan sering mendengar. Karena dengan mendengar kita jadi mengerti dan nantinya juga kita bisa bicara. Sedangkan bicara sendiri adalah hasil dari comprehensible input itu sendiri atau hasil dari kita belajar bahasanya hasil dari kita mendengar dan mengerti selama ini.
Demikianlah pembahasan mengenai teori comprehensible input dari Dr. Stephen Krashen. Beliau merupakan seorang fakar bahasa yang buku-buku dan teori-teorinya menjadi acuan dalam penelitian di seluruh dunia. Dan jika saat ini kamu membutuhkan lembaga kursus dengan kriteria seperti yang telah disebutkan diatas ataupun kursus bahasa Inggris online terbaik, Fluentz adalah solusi tepat.
Baca juga: Cara Menghafal Kosakata Bahasa Inggris Tanpa Lupa
Fluentz adalah lembaga pelatihan bahasa asing yang berkantor di Jakarta Pusat yang melayani kelas offline dan online di seluruh Indonesia. Lembaga ini juga menerapkan metode NFP (Natural, Fast and Powerful), metode yang dikembangkan dari teori language acquisition-nya Stephen Krashen, seorang fakar Bahasa yang buku-bukunya menjadi acuan dalam studi-studi tentang bahasa. Beliau menyatakan dalam mempelajari Bahasa baru harus fokus pada comprehensible input yaitu fokus pada pertukaran meaningful messages, practice and repetition. Dan itu menjadi satu-satunya cara yang mudah dan praktis untuk menjadi fasih berbahasa.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai program kursus Fluentz, kamu bisa menghubungi CS kami di nomor +62 813-7645-4665.