Jangan Belajar Grammar! Lakukan ini! – Halo English learners! Banyak sekali orang yang sedang belajar bahasa Inggris mengeluhkan tentang hal yang paling sulit mereka temui dalam belajar bahasa Inggris. Kebanyakan English learners menyebutkan speaking. Mereka dapat mengerti lawan bicaranya, tapi ketika ingin membalas, seakan kata-kata sulit keluar dari mulut. Dan hal ini memang sudah menjadi masalah yang umum. Padahal kita sudah belajar banyak, khususnya grammar. Kita sudah belajar tenses, article, adjective clause, dll. Semuanya tentang Menyusun kata, dan akhirnya mempengaruhi ke “speaking” kita. Walaupun sudah bertahun-tahun belajar grammar, tetapi tetap saja belum lancar berbicara.
Nah, si artikel kali ini saya akan membahas hal tersebut lebih dalam, tentang apakah kita perlu atau tidaknya belajar. Tapi sebenarnya kita memang tidak harus belajar grammar untuk bisa lancar berbicara bahasa Inggris. Untuk pejelasan lebih lanjut, yuk simak detailnya di bawah ini.
Belajar bahasa Inggris dari frasa
Pertama kalau kita melihat anak-anak kecil yang tinggal di Amerika Serikat dan mereka sudah lancar berbicara bahasa Inggris.Pertanyaanya adalah, apakah mereka belajar grammar? Apakah mereka punya pemahaman terhadap “Future perfect continuous”? Saya sendiri pernah menanyakan tenses ini kepada teman dari luar negeri, dan dia sama sekali tidak tahu apa itu. Kenapa? Karena mereka itu belajar bahasa melalui frasa! Mungkin ini adalah tips terbaik dari pembahasan kali ini. Contohnya ketika mereka mendengar frasa “I have never been to Spain”, mereka Cuma mendengar frasa itu ketika membicarakan bahwa seseorang tidak pernah pergi ke suatu tempat. Mereka sama sekali tidak belajar ini tenses perfect tense, harus memakai kata kerja bantu have, kata kerja ketiga. Mereka mendengar dan memahami dari konteksnya dan memakainya begitu saja.
-
-
- I’ve never been to that café
- I’ve never been to that restaurant
- I’ve never been to that city
-
Jadi native speaker tahu frasa “I’ve never been” adalah untuk menerangkan bahwa kamu belum pernah pergi ke tempat itu. Intinya, belajar dari frasa adalah kunci. Kamu mengekspos diri kamu sendiri dengan bahasa Inggris. Perbanyak membaca buku, majalah, menonton TV series. Dan pastikan kamu “ngeh” dengan frasa-frasa kunci seperti wish you were here, what’s up, without further ado, dll. Pelajari kapan dan dalam konteks apa kamu bisa menggunakan frasa-frasa tersebut.
Jangan fokus ke grammar
Untuk mencapai tingkat kefasihan yang kamu inginkan, kamu harus terekspos dengan bahasa Inggris, khususnya frasa sebanyak-banyaknya seperti yang telah dijelaskan di atas. Kemudian pelajari frasa tersebut dengan mengulanginya 5-10 kali. Ketika kamu dihadapkan dengan keadaan yang mengharuskan kamu berbicara bahasa Inggris, maka pakailah frasa dan kosakata yang kamu tahu. Tanpa harus menggunakan grammar. Bahkan ketika kamu berbicara, “I go there yesterday” padahal kata go disitu salah, yang seharusnya menggunakan verb kedua, yaitu went. Dan ini tidak masalah, karena tujuan utama belajar bahasa adalah membuat orang lain mengerti. Asalkan ketika kamu bicara pakai juga body language dan emotion. Jangan datar-datar saja. Jadi, intinya jangan fokus pada grammar, namun fokus pada frasa dan praktik. Kalau kamu fokus pada hal itu, termasuk mengekpos diri dengan bahasa Inggris, lama-lama grammar juga akan baik dengan sendirinya.
Jangan menerjemahkan di kepalamu!
Tips lainnya agar kita tidak terlalu fokus dengan grammar adalah dengan tidak menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Karena ketika kita melakukan itu, kita menerjemahkan struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa kita. Hal ini akan membuat bingung dan akan merusak ke “speaking-mu”. Apalagi ketika kita coba menggunakan conditional sentence type 3, future perfect continuous, dll, ini sangat menguras otak. Karena struktur seperti itu tidak ada dalam bahasa kita. Jadi lebih bagus fokus ke frasa dan ke konteks penggunaannya.
Berbicara ke non-native speaker
Masalah dalam hal ini sebenarnya lebih ke masalah psikologis bukan teknis. Agar kamu mempunyai keberanian untuk praktik, kamu bisa mulai berbicara bahasa Inggris ke teman-temanmu. Orang Indonesia juga, yang kita tahu pasti mereka akan membuat kesalahan juga. Berbeda ketika kita berbicara dengan native speaker atau bule, pasti rasa gugupnya lebih tinggi. Dan akan membuatmu malah tidak praktek. Jadi, mulailah berbicara ke orang-porang yang ada di sekitarmu. Ketika nanti sudah lebih percaya diri, cobalah untuk berbicara ndengan native speaker.
Pergi ke negeri yang berbahasa Inggris
Karena ini lebih ke masalah psikologis, pergi ke negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris, seperti Amerika, Kanada, Australia, Inggris akan sangat membantu membuka pikiran dan keberanianmu. Karena ketika kamu tinggal di sana, kamu akan “dipaksa” untuk berbicara bahasa Inggris terus, yang pasti akan mengaktifkan “mode survival” kamu. Sehingga kamu akan lebih fokus dan berani lagi. Namun, kalau kamu merasa belum mampu untuk pergi ke luar negeri. Kamu juga bisa mencari komunitas bahasa Inggris yang ada di kotamu. Berbaur dengan orang-orang yang sudah memiliki kemampuan bahasa Inggris, hal ini juga akan cukup memaksamu untuk berbicara bahasa Inggris secara terus menerus.
Kesimpulan
Itulah beberapa tips agar kamu tidak lagi fokus ke grammar. Karena ketika kamu terlalu banyak atau hanya fokus pada grammar, nantinya kamu akan lebih memonitor “speaking-mu”. Yang ada di pikiranmu akan seperti, “wah, ini tensesnya apanya, pakai kata kerja bentuk yang mana ya, bla bla” Saya harap kamu fokus pada exposure dan practice. Namun memang kalau kamu ingin belajar dan ada yang mendampingi, kamu harus punya tutor yang akan membantumu di semua hal. Jadi, kamu bisa mulai mencari kursus bahasa Inggris online terbaik di kotamu. Kenapa online, karena bagi saya belajar online lebih simple dan flexible. Salah satu Lembaga yang menyediakan hal tersebuat adalah Fluentz. Lembaga ini memiliki metode yang membuat kamu aktif di kelas, karena tutor hanya menggunakan bahasa Inggris di dalam kelas.
Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa mengunjungi website Fluentz dengan mengklik link ini.