Hi, Fluentzies!
Kamu mungkin akhir-akhir ini sering lihat konten TikTok yang pakai caption “stop yapping and start doing something”. Kata yapping, istilah yang dipakai ketika ada seorang teman yang tidak bisa berhenti bicara saat bercanda misalnya. Banyak yang akhirnya bingung apa sih bedanya yapping sama talking, dan kapan kamu boleh pakai kedua kata ini.
Nah, ini menarik banget buat dibahas, karena meskipun keduanya sama-sama berarti ngomong, ternyata konteks dan nuansanya bisa jauh beda. Yuk, kita bahas!
Kenapa Kata “Yapping” Tiba-Tiba Viral?
Salah satu penyebabnya adalah konten TikTok yang pakai istilah ini buat menyindir seseorang yang ngomong kelamaan atau ngomong tanpa henti. Contohnya:
“Bro still yapping…”
“Stop yapping and listen.”
“She’s been yapping for 2 hours straight.”
TikTok bikin istilah ini cepat naik, dan tiba-tiba muncul di semua niche konten, seperti: gaming, lifestyle, storytime, sampai podcast.
Masalahnya, banyak orang mengira “yapping” itu sama dengan “talking”, padahal secara makna dan vibe-nya beda banget.
Apa Itu Yapping? Definisi dan Asal-Usulnya
Secara harfiah, kata “yapping” berasal dari suara gonggongan anjing kecil yang melengking, berulang-ulang, dan terkadang mengganggu.
Yapping merujuk pada aktivitas berbicara terus-menerus, seringkali tentang topik yang tidak terlalu penting, remeh-temeh, atau sekadar brain rot (istilah untuk topik ringan yang tidak butuh mikir). Orang yang melakukan yapping biasanya tidak mencari solusi atau diskusi mendalam.
Mereka hanya ingin mengeluarkan isi kepala mereka. Seringkali, “yapping” dilakukan tanpa henti, berpindah dari satu topik ke topik lain tanpa jeda yang berarti. Ciri khas utamanya adalah durasi yang panjang dan volume kata yang banyak.
Contoh situasi yang bisa disebut yapping:
- Temanmu menceritakan detail mimpi tidurnya selama 20 menit tanpa poin yang jelas.
- Seseorang mengomentari setiap adegan dalam film yang sedang kalian tonton bersama.
- Curhatan panjang lebar tentang hal random yang ditemui di jalan, seperti kucing lucu atau tukang parkir aneh.
Jadi, yapping lebih menekankan pada tindakan mengeluarkan suara dan kata-kata dalam jumlah banyak, bukan pada bobot informasi yang disampaikan. Ada beberapa kata lain dalam bahasa gaul yang juga sering digunakan buat menyebut seseorang yang kebanyakan ngomong.
Apa Itu Talking?
Di sisi lain, “talking” adalah bentuk komunikasi standar yang lebih terstruktur. Talking melibatkan pertukaran informasi dua arah yang biasanya memiliki tujuan atau poin tertentu.
Ketika kamu melakukan “talking”, ada ekspektasi bahwa lawan bicara akan mendengarkan, memproses, dan memberikan respon yang relevan.
Talking bisa bersifat formal maupun informal, tetapi benang merahnya adalah substansi. Dalam sebuah percakapan yang dikategorikan sebagai talking, kalimat-kalimat disusun untuk menyampaikan pesan agar dimengerti. Tidak sekadar mengisi kesunyian.
Perbedaan mendasarnya terletak pada interaksi. Talking membutuhkan keterlibatan aktif dari kedua belah pihak. Jika satu orang mendominasi pembicaraan tanpa memberikan ruang bagi orang lain, itu mulai bergeser ke wilayah yapping atau monologue.
Perbedaan Yapping dan Talking Secara Mendalam
Supaya lebih jelas membedakan keduanya, kita perlu melihat dari beberapa aspek spesifik. Banyak orang sering terjebak menyamakan semua aktivitas bicara sebagai “speaking” atau “talking”, padahal nuansanya berbeda jauh.
1. Tujuan Komunikasi
Tujuan utama dari talking adalah transfer informasi. Kamu ingin orang lain tahu apa yang kamu pikirkan, dan kamu ingin tahu pendapat mereka. Ada transaksi ide di sana.
Sedangkan tujuan yapping lebih kepada pelepasan emosi atau hiburan (entertainment). Si “yapper” berbicara untuk kesenangan berbicara itu sendiri.
Bagi pendengar, ini bisa jadi hiburan atau justru gangguan, tergantung seberapa dekat hubungan kalian.
2. Struktur Kalimat dan Tata Bahasa
Saat seseorang sedang dalam mode talking, apalagi di situasi profesional, tata bahasa biasanya lebih diperhatikan. Struktur kalimat cenderung lengkap dengan subjek, predikat, dan objek yang jelas. Sebaliknya, yapping seringkali mengabaikan struktur.
Kalimat bisa terpotong di tengah, melompat ke topik lain secara acak, atau penuh dengan filler words seperti “like”, “literally”, atau “you know”.
3. Respon Lawan Bicara
Dalam talking, respon lawan bicara sangat dinantikan. Kamu bertanya, mereka menjawab. Dalam yapping, respon lawan bicara seringkali hanya berupa anggukan, atau tawa kecil.
Si pembicara (yapper) tidak menuntut analisis mendalam dari pendengarnya. Mereka hanya butuh didengar, bukan dinasihati.
4. Durasi dan Intensitas
Talking bisa singkat dan padat. Sedangkan yapping hampir selalu panjang. Sifat alaminya adalah bertele-tele dan ekstensif. Intensitasnya pun biasanya cepat dan bersemangat.
Kesimpulan
Perbedaan yapping dan talking penting banget kamu pahami, apalagi kalau kamu aktif di TikTok dan sering terpapar slang baru. Talking adalah bentuk netral, sementara yapping punya konteks negatif dan dipakai hanya di situasi kasual.
Dengan memahami keduanya, kamu bisa memilih vocabulary yang tepat sesuai vibe dan siapa lawan bicaramu. Kalau kamu pengen belajar Bahasa Inggris yang lebih natural, termasuk slang, idioms, dan vocabulary real-life, metode Experiential Immersive Learning di Fluentz bisa bantu kamu berkembang jauh lebih cepat. Yuk, tingkatkan skill bahasa inggris kamu di kursus bahasa inggris online Fluentz!









